releas.....
releas again.....
alhamdulillah...
releas again.....
alhamdulillah...
Hari
Minggu saat yang senantiasa ku tunggu-tunggu karena hanya pada hari ini diriku
bisa molor sampai siang, tentu sebelumnya harus sudah sholat dulu. tapi belum
juga kembali memasuki alam mimpi kamarku ada yang mengetuk. karena tak ada
respon dariku, dari luar sayup terdengar mama memanggilku.
“Ra,
bangun... buka pintunya sayang”
kata mama karena aku tak juga merespon mama terus menggedor pintu.
“Ra
ayo dong bangun, tolong anterin mama ke pasar sebentar” tak menyerah mama terus saja mengetuk
pintu sampai akhirnya aku benar-benar terganggu dan memutuskan untuk membuka
pintu.
“aduh
ma,,, ada apa sich??? masih ngantuk nich lagian juga ini kan hari minggu”kataku malas-malasan sambil cemberut.
“iyach
sayang, mama tahu.. tapi mama minta tolong anterin ke pasar bentar aja” kata mamaku.
“males
banget Ma, tapi bolehlah tunggu sebentar ya siap-siap dulu” kataku sambil menutup pintu mau siap-siap.
“Ma,,
ayo Naura Udah siap nich,, rencana mau di anter pake motor apa mobil Ma” Teriakku pada Mama.
“iya,
pake mobil aja sayang dari pada ribet nanti bawanya” kata mamaku sambil berlari kearahku
setelah
mendapat jawaban dari mama aku langsung berjalan menuju mobil untuk sebelumnya
menyalakan mesin terlebih dahulu. walaupun pada dasarnya di rumahku ada mobil
ataupun motor tapi aku lebih suka naik kendaraan umum, karena dengan
menggunakan kendaraan umu selain efisien, aku juga ngerasa nggak harus nyetir
sendiri itung-itung hemat energy. itulah mengapa aku tidak pernah membawa
kendaraan pribadi setiap kekampus kecuali kepaksa sich.
***
sesampainya
di pasar, yang awalnya aku hanya berniat untuk menunggu di tempat parkiran
mobil. akhirnya memutuskan untuk ikut turun dan masuk ke pasar karena kasian
kalau Mama harus bawa belanjaan banyak sekali.
Di
tengah perjalanan mencari-cari belanjaan yang ingin dibeli oleh Mama. aku
mendengar ada suara memanggilku. setelah ku lihat sumber suara ternyata dia
adalah Nathan. sebuah kebetulan yang berulang kembali.
“eh
Nathan kok disini?” tanyaku basa-basi
“iya,
ini Mama minta anter. ternyata beneran kamu ya, tadinya gue piker salah lihat”kata Nathan masih tidak percaya akan
keberadaanku.
“iya
sama ni juga nganter Mama”
kataku sambil menunjuk ke arah Mama.
“pagi
Tante”sapa Nathan pada
Mamaku.
“pagi”kata Mamaku.
“eh
iya Ra, kenalin ini mamaku”
kata Nathan sambil menunjuk arah mamanya.
“Naura
Tante” kataku menjabat
tangan mama Nathan mengenalkan diri.
“wah,
temenmu cantik juga ya Than”kata
mama Nathan melihatku.
“jelas
dong Ma,” jawab Nathan.
“ah,
nggak kok tante bisa aja, udah dulu yacht ante nich mau ngelanjutin belanjannya” kataku sambil tersenyum simpul.
“oh
iya, sampai ketemu lagi”kata
mama Nathan.
***
acara
ke pasar udah selesai, aku kembali masuk kedalam kamarku berniat melanjutkan
tidurku kembali. lagi-lagi sebelum aku kembali memasuki alam mimpi terdengar
bunyi hanphoneu yang sangat mengganngu. dalam hati aku menyesal kenapa tadi
tidak ku matikan saja ni HP. ku lihat layar Hp ku ternyata panggilan dari Arka.
huft menggangu sekali
“iya
kenapa??” kataku jengkel.
“
aduh kemana aja non di telpon dari tadi juga”
“sori
tadi nganter nyokap ke pasar lupa Hp nggak di bawa, emank kenapa??”
“kebiasaan,,,
oh iya lupa mau curhat nich??”
“ada
apa lagi” tanyaku
“gimana
menurut loe kalo gue putus??”
Tanya Arka
“HAH
PUTUS,,,,, LAGI”teriakku entah
mungkin saat itu Arka sedang menjauhkan Hp dari telinganya
“iya,
nggak usah teriak kenapa??”
kata Arka.
“iya
sori, maklum lagi syok, secara baru juga 2 hari loe jadian, bukannya loe
ngerasa cocok banget yach sama dia??”
“iya
sich awalnya” kata Arka
“Ka
sebenernya kamu cari kayak gimana sich”
tanyaku dengan nada putus asa.
“nggak
muluk sich, aku pengen dapet cewek yang cantik, pinter, baik” jawab Arka
“wah
paket komplit dong” kataku
“
yach like this lah” kata ARka
“hey,
inget tak ada yang sempurna di dunia ini, setiap manusia itu mempunyai
kelebihan lengkap dengan kekurangannya masing-masing, jadi nggak ada sich
pasangan seperti itu, kecuali kalo loe mampu menjadi pelengka dengan menutupi
kekurangan kalian dan mampu mengeksplor kelebihan kalian” kataku panjang lebar.
“iya
, tapi Dina itu posesif banget tau”
“lho,
bukannya itu bagus yach, berarti sense of belongingnya dah dapet”kataku
“iya,
tapi yang nggak bisa gue tolerir itu dia jealous ma elo, padahal loe kan
sahabat gue dari SMA”jelas
Arka.
“oh
jadi masalahnya karena Gue, tapi ada benernya juga Dina Ka, perempuan manapun
pasti akan merasakan hal yang sama. dan nggak rela kalo cowoknya deket sama
cewek lain apalagi bukan saudaranya”jelasku
“iya
tapi please dech,masak ama loe juga jealous??”
kata Arka
“menurutku
sich wajar itu, toch gue nggak ada hubungan darah juga ma elo”kataku
“nggak,
,, nggak wajar” Arka tetep
ngotot.
“gini
dech Ka,, mending kita jaga jarak aja dulu, yach tetep berteman sich tapi
intensitasnya sedikit dikurangi”kataku
pada Arka berusaha ngasih solusi
“nggak
ah, solusi apaan itu, mnding gue putus aja”kata
Arka
“Ka,
denger dulu,, bukankah cepat ato lambat pasti ini bakal terjadi, toch selamanya
kita nggak bakal bisa seperti ini, kelak loe akan menemukan pendamping hidup
loe, begitupun gue juga bakal menemukan pendamping hidup jadi kita nggak
mungkin begini terus selamanya tanpamenyakiti pasangan kita masing-masing
nantinya”jelasku panjang
lebar.
“jadi
loe udah punya pasangan sekarang, trus minta kita saling menjauh”kata Arka
“ya
nggak gitu Arka.,,,,”sebelum
ku melanjutkan lebih jauh
“iya-iya
gue ngerti, trus apa mau mu sekarang???”
Tanya Arka
“ya
kita berdua sedikit jaga jarak dikampus,tapi kalo dirumah loe tetep bisa telpon
dan curhat sama gue”
kataku pada Arka.
“oke
kalau itu memang mau loe, inget ini loe yang minta jangan salahkan gue nantinya
kalau misalnya kita bener-bener jauh,, berarti mulai besok persahabatan kita
dibatasi nich?”Tanya Arka lagi
“iya,
ini demi kebaikan kita berdua”kataku
“kebaikan
elo kali” jawab Arka
singkat. belum juga aku menjawab dia sudah mematikan sambungan telpon.
“berarti
ini adalah terakhir kali aku berkomunikasi denganmu Arka”kataku dalam hati.
***